Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

Puisi: Jebor Jatiwangi

Gambar
sumber foto: lukisan berlokasi di Kafe Jatiwangi  Karya : Senjani Di tanah merah Jatiwangi Berdiri Jebor penuh arti  Tempat tanah bertemu jiwa  Melahirkan seni, budaya, dan rasa.   Bukan sekadar pabrik tua Ia adalah rahim estetika Genteng-genteng berwujud seni Menghiasi bumi dengan harmoni.   Dari tangan kasar penuh luka  Tercipta karya penuh makn   Bukan hanya benda, tapi cerita Tradisi berpadu dengan cita.   Jebor adalah napas masa lalu Namun langkahnya menembus waktu  Membawa Jatiwangi ke pentas dunia Menyampaikan pesan cinta budaya.  

Daurah Lughah Al-Arobiyyah: Kolaborasi Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka dan Santri Pedia Berlangsung Sukses

Gambar
Daurah Lughah Al-Arobiyyah: Kolaborasi Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka dan Santri Pedia Berlangsung Sukses Program Daurah Lughah Al-Arobiyyah yang diadakan oleh Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka berkolaborasi dengan Santri Pedia berlangsung dengan penuh antusiasme. Menghadirkan suasana belajar yang mirip dengan Kampung Arab Pare Kediri, kegiatan ini menarik banyak peserta dari berbagai kalangan, termasuk santri Pondok Pesantren Daarul Atqiya Maja.   Awalnya program dirancang hanya berlangsung selama tujuh hari. Namun, karena semangat tinggi peserta, kegiatan diperpanjang hingga sepuluh hari. Bahkan, beberapa peserta menyatakan kesediaannya jika program dilanjutkan hingga satu bulan penuh . “Ternyata belajar bahasa Arab itu menyenangkan,” ujar salah seorang peserta.   Dengan bimbingan para tutor ahli, termasuk lulusan Al-Azhar Cairo, Mesir, serta metode pembelajaran yang interaktif, para peserta semakin bersemangat dalam belajar.  Salah satu pengajar,...

Puisi; Malamku

Gambar
Saat malam datang menyapa Aku duduk dalam sunyi yang bicara.   Ada wangi yang tak bisa hilang Seperti jejakmu di sepanjang jalan pulang.   Senyummu menyelinap di celah gelap Hangat, meruntuhkan segala yang pengap.   Kenangan kita, lukisan tanpa bingkai,   Menggema di sudut hati yang tak pernah usai.   Perhatianmu, lembut seperti embun Menghujani hati yang hampir kerontang.   Segalanya tentangmu Seperti lagu yang tak pernah usai ku dendang.   Dan malam ini, aku lagi-lagi ingat kamu Wangi, senyum, perhatian, segalanya bersatu.   Seolah bintang mengirim pesan darimu  Bahwa rindu ini takkan pernah berlalu.  Ciuman yang lembut itu,   Bagai angin yang berbisik pada dedaunan   Menitipkan rindu tanpa suara Tapi menggema hingga ke relung jiwa.   Pelukan yang hangat itu Seperti selimut senja memeluk cakrawala,   Mengusir dingin yang merambat di dada   Hingga ...

Belajar Tarikh Islam dalam Bahasa Arab

Gambar
 تاريخ الحضارة الإسلامية Sejarah Peradaban Islam قدَّمَ الإسْلامُ لِلْعَالَمِ قَوَاعِدَ رَاسِخَةً وَمَبَادِئَ سَامِيَةً وَقِيَمَا شَامِلَةً تُؤَدِّي إلى الْخَيْرِ لِلْحَيَاةِ البشرية، هذه هي حضارتنا الإِسْلَامِيَّةُ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَى جَمِيعِ أَطْرَافِ الحَيَاةِ، وَتَنْبَئِق مِنْ مَجالاتٍ مُتَنَوَعَةٍ، مِنها المجال الديني والمجال الاقتصادي، والمجال الاجتماعي، والمجال العلمي وَغَيْرُ ذَلِكَ مِمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ الحَضَارَةُ الإِنْسَانِيَّةُ. والحضارة الإسْلامِيَّةُ مَرَّتْ بِعِدَّة عُصُورٍ. وَنَخْصُ هُنَا عَصْرَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَصْرَ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ. وَعَصْرَ مَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ العَصْرِ الأموي، والعصر العباسي، والعَصْرِ العُثْمَانِي وَالمَمَالِيكِ. ففِي عَصْرِ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم، بدأت الحضارة الإسلامية بانتشار الإسلام والدَّعْوَةِ إِلَيْهِ (۱) - ۱۱ ه)، وَتَحَقَّقَ ذَلِكَ بِتَأْسِيسِ المُسْلِمِينَ دولتهم النَّبَوِيَّةَ حَيْثُ يُحَقِّقُوْنَ العَدَالَةَ وَيُزِيلُونَ الظُّلْمَ وَيَنْشُرُونَ السَّلَامَ بَيْنَهُمْ مِصْدَ...

Kudis dan Kurapan sebagai Warisan yang Dilestarikan?

Gambar
 Mindset Santri: Kudis dan Kurapan sebagai Warisan yang Dilestarikan?  Bagi banyak santri, pondok pesantren bukan hanya tempat untuk belajar ilmu agama, tetapi juga menjadi wadah untuk memahami makna kesederhanaan hidup. Di pesantren, hal-hal yang dianggap remeh oleh masyarakat umum sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah pengalaman dengan kudis atau kurapan penyakit kulit yang kadang menjadi cerita khas para santri.   Meski di dunia luar penyakit ini dianggap memalukan atau sesuatu yang harus segera dihindari, di lingkungan pesantren, keberadaan kudis atau kurapan memiliki nilai tersendiri dalam membentuk karakter santri. Fenomena ini sering kali menjadi bagian dari "mindset santri" yang penuh dengan humor, kebersamaan, dan filosofi unik.   Kudis dan Kurapan: Antara Realita dan Romantika Kehidupan Pesantren Kudis dan kurapan adalah penyakit kulit yang umumnya disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang higienis. Banya...

MENJADI GUS , LORA , DAN NING: ANTARA KEHORMATAN DAN TANGGUNG JAWAB

Gambar
  MENJADI GUS , LORA , DAN NING: ANTARA KEHORMATAN DAN TANGGUNG JAWAB  Lahir dan besar di lingkungan pesantren adalah pengalaman yang penuh makna. Tidak sedikit orang yang tumbuh dalam tradisi ini sejak kecil, menyerap nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh para guru dan orang tua. Namun, di balik itu semua, kehidupan dalam lingkaran pesantren juga membawa tanggung jawab besar, terutama bagi mereka yang menyandang gelar Gus, Lora, atau Ning. Gelar ini bukan sekadar panggilan, bukan pula simbol kebanggaan tanpa makna. Ia hadir dengan amanah besar: untuk terus belajar, mengajar, bersabar, dan memberi contoh kepada banyak orang. Sebab, gelar itu bukan hanya tentang siapa kita, tetapi tentang apa yang kita lakukan. Para santri dan alumni biasanya berdiri untuk menghormati seorang Gus, Lora, atau Ning ketika mereka lewat, bukan semata karena orangnya, tetapi karena ilmu dan akhlak yang diharapkan terpancar dari mereka. Mereka dihormati karena dianggap membawa nilai-nilai luhur, kare...

Kritikan Terhadap Lembaga yang Enggan Menerima Perubahan Era Media dan Digitalisasi serta Literasi yang Baik

Gambar
Kritikan Terhadap Lembaga yang Enggan Menerima Perubahan Era Media dan Digitalisasi serta Literasi yang Baik Di zaman sekarang, kita tak bisa lagi memisahkan diri dari media dan digitalisasi. Kehadiran teknologi sudah merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan, mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan belajar. Namun, masih ada sebagian lembaga yang tampaknya ragu atau bahkan enggan mengikuti arus perubahan ini. Mereka seolah menutup mata terhadap pentingnya literasi media dan digital, padahal dua hal ini sudah menjadi syarat dasar untuk bertahan di era modern. Ada beberapa alasan mengapa lembaga-lembaga ini perlu mendapat kritikan. Pertama, dunia saat ini semakin terhubung dengan internet. Semua informasi bisa diakses hanya dalam hitungan detik. Namun, banyak lembaga yang masih menggunakan cara lama dalam mengelola informasi, padahal ini justru akan membuat mereka tertinggal. Jika lembaga masih mengandalkan metode konvensional yang terbatas, mereka tidak akan mampu bersaing de...

Green Generation Beraksi 2.0 di Alun-Alun Majalengka: Gerakan Anak Muda untuk Lingkungan Lebih Bersih

Gambar
Green Generation Beraksi 2.0 di Alun-Alun Majalengka: Gerakan Anak Muda untuk Lingkungan Lebih Bersih Majalengka, 1 Januari 2025  Semangat perubahan digelorakan oleh komunitas Green Generation yang mengadakan acara bertajuk Green Generation Beraksi 2.0 di Alun-Alun Majalengka. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan peran aktif dalam mengurangi pencemaran.   Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemberian materi tentang penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Peserta diberikan pemahaman mengenai bagaimana kebiasaan sederhana seperti mengurangi sampah plastik, menggunakan barang secara berulang, dan mendaur ulang dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap lingkungan.   Selain itu, materi tentang pentingnya peran anak muda dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi sorotan utama. “Anak muda harus menjadi pelopor perubahan,” ungkap salah satu pemateri. Peserta diajak untuk...

Cerpen: Istriku Pujaanku

Gambar
Pertemuan kami terjadi di sebuah seminar budaya di universitas. Saat itu, aku sedang mempresentasikan penelitian, dan di antara puluhan peserta, mataku tertuju pada seorang perempuan yang begitu anggun. Aisha, nama yang kelak menghiasi kehidupanku, adalah seorang mahasiswi keturunan Turki yang baru saja menyelesaikan studinya di Indonesia.   “Apa kabar?” tanyaku dengan gugup setelah seminar selesai.   Aisha tersenyum, senyumnya begitu tulus. “Alhamdulillah, baik. Presentasi tadi sangat menarik.”   Itu awal dari percakapan kami. Kami berbicara banyak hal—tentang budaya, pendidikan, bahkan makanan favorit. Aisha bercerita tentang kampung halaman ibunya di Turki dan bagaimana ia merasa Indonesia seperti rumah keduanya. Aku terpesona oleh kecerdasannya dan kehangatannya.   Beberapa bulan kemudian setelah aku banyak mengenal tentangnya aku merasakan kami banyak kesamaan dalam segala hal, aku memberanikan diri untuk melamarnya. Hari itu, dia mengenakan ...