Kritikan Terhadap Lembaga yang Enggan Menerima Perubahan Era Media dan Digitalisasi serta Literasi yang Baik
Kritikan Terhadap Lembaga yang Enggan Menerima Perubahan Era Media dan Digitalisasi serta Literasi yang Baik
Di zaman sekarang, kita tak bisa lagi memisahkan diri dari media dan digitalisasi. Kehadiran teknologi sudah merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan, mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan belajar. Namun, masih ada sebagian lembaga yang tampaknya ragu atau bahkan enggan mengikuti arus perubahan ini. Mereka seolah menutup mata terhadap pentingnya literasi media dan digital, padahal dua hal ini sudah menjadi syarat dasar untuk bertahan di era modern.
Ada beberapa alasan mengapa lembaga-lembaga ini perlu mendapat kritikan. Pertama, dunia saat ini semakin terhubung dengan internet. Semua informasi bisa diakses hanya dalam hitungan detik. Namun, banyak lembaga yang masih menggunakan cara lama dalam mengelola informasi, padahal ini justru akan membuat mereka tertinggal. Jika lembaga masih mengandalkan metode konvensional yang terbatas, mereka tidak akan mampu bersaing dengan lembaga yang sudah bertransformasi ke ranah digital.
Kedua, literasi media dan digital bukan sekadar tentang kemampuan mengakses informasi, tetapi lebih kepada bagaimana kita dapat memilih dan memanfaatkan informasi dengan bijak. Di dunia yang penuh dengan hoaks dan berita palsu, penting sekali untuk memiliki kemampuan literasi yang baik. Sayangnya, banyak lembaga yang masih menganggap ini bukan hal penting. Padahal, tanpa pemahaman literasi yang baik, masyarakat bisa terjebak dalam informasi yang menyesatkan, yang pada gilirannya dapat merugikan mereka sendiri.
Selanjutnya, lembaga yang tidak mau berubah cenderung mengabaikan kebutuhan generasi yang kini tumbuh besar dalam dunia digital. Generasi ini, yang biasa disebut sebagai generasi Z atau Alpha, tumbuh dengan teknologi di tangan mereka sejak kecil. Mereka terbiasa dengan dunia yang serba cepat, terhubung, dan kaya akan informasi. Jika lembaga-lembaga ini tidak menyesuaikan cara mereka mengelola pembelajaran dan interaksi dengan media digital, mereka akan kesulitan menarik perhatian generasi muda ini. Padahal, generasi muda adalah masa depan lembaga-lembaga tersebut.
Perubahan dalam dunia media dan digitalisasi memberikan peluang besar untuk memajukan lembaga. Misalnya, penggunaan platform digital dalam proses pembelajaran atau komunikasi lembaga dengan masyarakat bisa mempercepat alur informasi dan meningkatkan aksesibilitas. Selain itu, ada banyak aplikasi dan alat digital yang bisa membantu lembaga dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja. Dengan tidak memanfaatkan peluang ini, lembaga justru menutup diri dari potensi yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan mereka.
Tentu saja, perubahan ini bukan tanpa tantangan. Tidak semua orang di dalam lembaga siap untuk beradaptasi dengan cepat. Ada yang merasa takut dengan teknologi baru atau merasa lebih nyaman dengan cara lama. Namun, perubahan itu sendiri adalah suatu keniscayaan. Lembaga yang tidak mau berubah akan cepat menjadi usang, seperti benda yang tidak pernah dirawat. Di sisi lain, lembaga yang bersedia beradaptasi dengan era digital dan meningkatkan literasi media akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Agar lembaga dapat berkembang dan bertahan, penting bagi mereka untuk membuka mata terhadap kebutuhan zaman. Ini bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga soal mempersiapkan diri dan para anggotanya agar tetap relevan di dunia yang terus berubah. Melibatkan literasi media dan digital dalam setiap aspek operasional lembaga bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan. Dengan begitu, lembaga tidak hanya akan tetap berdiri tegak, tetapi juga bisa berkembang lebih baik di tengah gempuran perubahan zaman.
Untuk mengembangkan lembaga berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan:
1. Evaluasi dan Pembaruan Visi serta Misi
Setelah bertahun-tahun berdiri, lembaga perlu melakukan evaluasi terhadap visi dan misi yang ada. Perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat mengharuskan lembaga untuk menyesuaikan visi dan misinya agar tetap relevan. Pembaruan ini bisa melibatkan pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk merumuskan tujuan baru yang lebih sesuai dengan perkembangan terkini.
2. Meningkatkan Literasi Digital dan Media
Seiring dengan kemajuan teknologi, literasi digital dan media menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas operasional lembaga. Memberikan pelatihan kepada anggota lembaga mengenai penggunaan teknologi terkini, pengelolaan media sosial, dan pemanfaatan platform digital bisa membuka banyak peluang baru, baik dalam hal komunikasi, pendidikan, maupun pemasaran.
3. Melibatkan Generasi Muda
Melibatkan generasi muda dalam kepengurusan atau kegiatan lembaga bisa memberikan perspektif baru dan energi yang segar. Generasi muda, yang lebih akrab dengan teknologi dan perkembangan sosial, dapat membawa ide-ide kreatif yang dapat menghidupkan kembali lembaga. Selain itu, mereka juga bisa berperan dalam mengembangkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
4. Diversifikasi (memperkenalkan) Program dan Layanan
Lembaga yang sudah lama berdiri sering kali terjebak dalam pola yang monoton dan terbatas. Untuk kembali produktif, lembaga perlu mendiversifikasi program dan layanan yang ditawarkan. Menghadirkan program yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, seperti program pelatihan digital, workshop, atau kolaborasi dengan lembaga lain, bisa membuat lembaga lebih dinamis dan menarik minat lebih banyak orang.
5. Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi
Dengan berkembangnya teknologi, lembaga bisa memanfaatkan perangkat digital untuk meningkatkan efisiensi operasional. Misalnya, menggunakan sistem manajemen informasi, platform pembelajaran online, atau aplikasi untuk mengatur administrasi dan komunikasi. Teknologi tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kualitas layanan.
6. Membangun Jejaring Relasi dan Kolaborasi
Untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan produktivitas, lembaga perlu membangun jejaring yang kuat. Berkolaborasi dengan lembaga lain, baik di tingkat lokal, nasional, atau internasional, dapat memberikan peluang baru, baik dalam bentuk pendanaan, pertukaran pengetahuan, maupun peningkatan visibilitas lembaga. Selain itu, kolaborasi ini bisa membawa dampak positif dalam hal inovasi dan keberlanjutan lembaga.
7. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas SDM di dalam lembaga adalah salah satu langkah penting untuk menjaga produktivitas. Melalui pelatihan, seminar.
Penulis bernama lengkap Risma Nailul Muna Santri Pondok Pesantren Shobarul Yaqien yang juga pemerhati lingkungan, pendidikan, remaja. Menyukai dunia kepenulisan, senja dan kuliner. Beberapa karyanya pernah di publish di Buletin Serambi Kata, Nisa.co.id, Penadiksi.
Komentar
Posting Komentar