MENERIMA BISYAROH? APAKAH BOLEH?
Ilustrasi: Keledai Bighol Duldul yang diberikan oleh Muqouqis Penguasa Mesir
Dalam sejarah perjalanan dakwah Islam, Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kemampuan diplomasi dan kepemimpinan yang luar biasa. Beliau tidak hanya berdakwah kepada masyarakat luas, tetapi juga menjalin hubungan dengan berbagai penguasa dan tokoh penting di berbagai wilayah. Salah satu bentuk interaksi yang menarik dalam konteks ini adalah ketika Kanjeng Nabi menerima 'bisyaroh' atau hadiah dari penguasa lain sebagai tanda hubungan baik dan penghormatan.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, apakah Kanjeng Nabi pernah menerima 'bisyaroh' dalam perjalanan dakwahnya? Dan bagaimana beliau menyikapi pemberian tersebut? Mari kita simak salah satu contoh menarik ketika Kanjeng Nabi berinteraksi dengan Muqouqis, penguasa Mesir, dan hadiah apa yang beliau terima sebagai bentuk bisyaroh.
Benar, Kanjeng Nabi pernah menerima bisyaroh dalam penyebaran dakwahnya dan beliau tidak menolaknya, seperti contoh ketika beliau mengirim surat mengajak muqouqis penguasa mesir untuk memeluk islam beliau mendapatkan bisyaroh darinya yang dititipkan kepada hathib bin abi balta'ah untuk Kanjeng Nabi berupa 2 wanita jariyah bernama Mariyah Qibthiyah dan Sirin, Keledai Bighol yang bernama duldul, pakaian khas koptik dan madu..
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai diplomat ulung yang menjalin hubungan harmonis dengan berbagai pihak.
Penerimaan bisyaroh oleh Kanjeng Nabi mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan baik dan menghargai pemberian dari orang lain, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan yang bijak tidak hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang harmonis dengan berbagai kalangan.
Dalam jejak sejarah Kanjeng Nabi, kita temukan pelajaran berharga tentang diplomasi, kesabaran, dan keteladanan dalam menerima pemberian dari orang lain dengan penuh rasa syukur.
Semoga kisah penerimaan bisyaroh oleh Kanjeng Nabi menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menjalin hubungan baik dan menerima pemberian dengan hati yang lapang.
Komentar
Posting Komentar