Sebab kita semua gila seks!


Kita hidup di dunia yang diam-diam atau bahkan terang-terangan digerakkan oleh hasrat. Dari iklan, dari lagu, dari film, dari postingan Instagram yang pura-pura candid padahal niat banget. Tubuh dijadikan komoditas, dan seks adalah pusat rotasinya. Maka jangan heran, ketika laki-laki dan perempuan yang saling tertarik, mendekat dengan niat mulia tapi seringkali goyah karena hasrat seksual yang tiba-tiba melonjak tanpa aba-aba.

Dan yah, sebab kita semua gila seks.

Gila di sini bukan berarti kita semua pelaku maksiat atau manusia yang rusak. Tapi karena kita manusia, yang diciptakan dengan nafsu. Allah ciptakan nafsu bukan untuk dilenyapkan, tapi dikendalikan. Bukan untuk dihujat, tapi diarahkan. Masalahnya adalah ketika kita gagal mengakui bahwa nafsu itu ada, dan kita gagal jujur bahwa kita sering tertipu oleh rasa cinta yang ternyata cuma kemasan manis dari dorongan bawah sadar: ingin memiliki tubuhnya.

Makanya, pertanyaanmu:  

"Ada gak sih cowok yang dekat sama cewek sebelum ada hubungan halal yang gak nafsuan? Apa itu manusiawi?"

Jawabannya: Ada. Tapi sangat langka. Dan bukan karena mereka tidak punya nafsu, tapi karena mereka tahu bagaimana caranya menundukkan pandangan, menjaga jarak, menahan diri, dan lebih takut pada Tuhan daripada pada rasa ingin. Mereka bukan malaikat. Tapi mereka manusia yang bersungguh-sungguh menjaga kemanusiaannya.

Cinta sejati itu bukan tentang penguasaan. Tapi penjagaan.  

Bukan tentang ingin memiliki secepatnya, tapi bersedia menunggu waktunya.  

Cinta sejati berkata, “Aku ingin bersamamu di surga, bukan hanya di pelukanku.”

Tapi kenyataannya, banyak dari kita jatuh karena godaan. Karena kita tidak siap. Karena kita kira dekat-dekat tidak masalah. Karena kita anggap pegangan tangan itu tanda cinta. Karena kita pikir, dicium itu validasi, bukan pelanggaran. Padahal, apa yang kita lakukan pada tubuh seseorang sebelum halal, bisa jadi akan jadi luka yang membekas di kemudian hari.

Cinta yang sungguh-sungguh, justru takut menyentuh.  

Karena tahu bahwa tubuhnya bukan miliknya.  

Karena paham bahwa menjaga adalah bentuk cinta tertinggi.

Sayangnya, di zaman ini, menjaga sering dianggap ketinggalan zaman.  

Orang-orang lebih senang "ngerasain dulu," katanya untuk tahu cocok atau nggaknya.  

Padahal hati manusia tidak diciptakan untuk coba-coba.  

Tubuh manusia bukan ruang eksperimen.

Dan di balik semua itu, kita menyadari sesuatu yang lebih dalam:  

Bahwa kita sedang haus. Bukan hanya haus akan sentuhan. Tapi haus akan makna.  

Kita ingin dicintai sepenuhnya. Tapi kita juga takut menunggu terlalu lama.  

Kita ingin dimiliki, tapi kita takut kehilangan.  

Kita ingin merasakan cinta, tapi seringkali yang kita kejar cuma bayangannya.

Kita semua pernah atau sedang gila seks.  

Dan satu-satunya cara untuk sembuh, bukan dengan membenci diri,  

Tapi dengan belajar jujur, lalu perlahan kembali ke jalan yang Allah ridhoi.

Cinta itu suci, dan seks itu suci kalau ditempatkan di ruang yang suci.  

Hubungan halal itu bukan belenggu, tapi perlindungan.  

Karena hanya dalam ikatan itu, cinta bisa bertumbuh tanpa rasa bersalah,  

dan tubuh bisa saling merengkuh tanpa meninggalkan dosa.

Jika kamu laki-laki:  

Jangan bilang cinta kalau belum siap menjaga.  

Kalau kamu bilang, "Aku cinta kamu," lalu tangannya kamu pegang, lehernya kamu cium, tapi kamu belum punya nyali untuk menikahinya, itu bukan cinta. Itu nafsu berkedok kata-kata manis.

Kalau kamu perempuan:  

Jangan gampang percaya pada rayuan.  

Cinta itu bukan kata-kata. Cinta itu batasan.  

Cinta itu bukan siapa yang membuatmu berdebar, tapi siapa yang membuatmu tenang.

Dan kalau kamu masih bertanya,  

"Apa ada yang benar-benar cinta dengan menjaganya dengan baik?"

Jawabannya: ada.  

Mereka langka, tapi ada.  

Mereka orang-orang yang mungkin tidak romantis dalam chat, tapi rajin mendoakanmu dalam sujud.  

Yang tidak menggenggam tanganmu sekarang, karena ingin menggenggam tanganmu di pelaminan.  

Yang tidak meminta tubuhmu sekarang, karena ingin memilikinya dengan berkah suatu saat nanti.

Jadi, untukmu yang sedang menanti cinta seperti itu,  

Tetap jaga dirimu, meski dunia ini penuh pelukan yang ditukar dengan luka.

Sebab pada akhirnya, yang benar-benar mencintaimu adalah yang takut kehilanganmu bukan di dunia,  

Tapi di akhirat.


---

Risma Nailul Muna* Wanita yang menyukai Senja, puisi, hujan, sajak-sajak cinta dan rindu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daurah Lughah Al-Arobiyyah: Kolaborasi Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka dan Santri Pedia Berlangsung Sukses

Mengatasi Hutang dengan Doa dan Keyakinan: Amalan dari Abuya Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki

AKIBAT FILM PORNO