[OPINI] Lavender Marriage: Sebuah Jalan Menuju Fitrah

Sumber: pixabay

Istilah lavender marriage seringkali dibahas dengan nada miring, pernikahan antara pria dan wanita yang sejatinya hanya kamuflase dari orientasi seksual yang tak bisa diungkap ke publik. Di balik kata yang terdengar lembut itu, ada kenyataan yang kompleks dilema batin, tekanan sosial, dan pencarian jati diri. Tapi benarkah pernikahan seperti ini selalu salah? Apakah tidak ada ruang untuk melihatnya dari sisi harapan dan niat baik?

Dalam konteks masyarakat yang memegang nilai-nilai religius dan sosial yang kuat, pilihan menikah bisa jadi bukan sekadar pelarian, tapi juga bentuk ikhtiar. Ikhtiar untuk menyesuaikan diri dengan norma, memperbaiki diri, bahkan bisa menjadi jalan menuju taubat nasuha. Bukankah kita sering mendengar bahwa manusia bukanlah makhluk yang sempurna, namun yang terus belajar dan kembali ke jalan yang diridai Tuhan?

Lavender marriage, dalam beberapa kasus, bisa jadi bentuk awal dari proses kembali ke fitrah. Bukan perkara instan, tentu. Ada proses berat yang harus dijalani menekan hasrat, membangun cinta yang mungkin semula tak tumbuh secara alami, dan belajar menjadi pasangan yang saling menerima. Tapi jika niatnya baik, siapa kita yang bisa menutup jalan bagi orang-orang yang sedang berusaha berubah?

Bukan berarti kita membenarkan kebohongan atau kepura-puraan dalam 'relasi suci' bernama pernikahan. Namun, kita juga tak bisa memukul rata semua cerita. Beberapa di antaranya justru dimulai dengan kejujuran pada diri sendiri, lalu perlahan membangun harapan untuk hidup yang lebih sesuai dengan fitrah.

Lavender marriage memang bukan pilihan ideal. Tapi dalam dunia yang penuh luka dan pencarian, ia bisa menjadi jembatan, bukan ke kemunafikan, melainkan ke arah pemulihan. Selama niatnya untuk kebaikan, dan kedua belah pihak memahami konsekuensinya, siapa tahu justru dari situ Allah bukakan pintu hidayah.

Karena pada akhirnya, setiap jiwa punya perjalanan spiritualnya sendiri. Dan tak ada yang lebih indah dari seseorang yang sedang berjalan pulang menuju Tuhannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daurah Lughah Al-Arobiyyah: Kolaborasi Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka dan Santri Pedia Berlangsung Sukses

Mengatasi Hutang dengan Doa dan Keyakinan: Amalan dari Abuya Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki

AKIBAT FILM PORNO