[Cerpen] Belajar Bahasa Arab - Zalaludin Assabti
Pagi itu, suasana di pondok pesantren Al-Furqan terasa segar. Langit biru cerah menghiasi hari, dan angin lembut menyapu pepohonan yang berbaris rapi di sepanjang halaman. Di salah satu kelas sederhana, para santri duduk bersila dengan kitab pelajaran Bahasa Arab di tangan mereka.
Di depan kelas, seorang ustadz yang dikenal dengan kebijaksanaannya berdiri tegap. Namanya Ustadz Zalal, pengajar Bahasa Arab yang disegani karena metode mengajarnya yang sederhana namun penuh motivasi.
"Hari ini kita lanjutkan pelajaran tentang Fi'il Madhi dan Fi'il Mudhari ujar Ustadz Zalal dengan senyum ramah.
Para santri terlihat gelisah. Salah satu dari mereka, Faris, mengangkat tangan dengan ragu. "Ustadz, kenapa belajar Bahasa Arab itu rasanya sulit sekali? Saya sering merasa putus asa."
Ustadz Zalal tersenyum sabar. "Faris, siapa bilang belajar Bahasa Arab itu sulit? Yang sulit itu bukan Bahasa Arabnya, tapi pikiran kita yang sudah menyerah sebelum mencoba dengan sungguh-sungguh."
Kelas menjadi hening. Para santri menyimak dengan serius.
"Belajar Bahasa Arab itu mudah asal kalian punya tiga hal: semangat belajar, keyakinan bahwa kalian bisa, dan ketekunan," lanjut Ustadz Zalal.
Faris mengerutkan kening. "Apa maksud Ustadz dengan semangat, keyakinan, dan ketekunan?"
"Semangat itu seperti bahan bakar, Faris. Kalau kalian tidak semangat, kalian tidak akan bergerak maju. Keyakinan adalah fondasi. Jika dari awal kalian berpikir bahwa kalian tidak bisa, maka benar, kalian tidak akan bisa. Dan ketekunan adalah jembatan menuju keberhasilan. Tanpa ketekunan, ilmu tidak akan pernah melekat dalam diri."
Para santri mengangguk-angguk, mulai memahami pesan Ustadz Zalal.
"Ustadz, jadi kalau kami tetap tekun dan yakin, kami pasti bisa belajar Bahasa Arab dengan baik?" tanya seorang santri perempuan bernama Siti dengan mata berbinar.
"Tepat sekali, Siti. Ingat, Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'an. Allah pasti memudahkan siapa saja yang sungguh-sungguh ingin mempelajarinya. Kalau kalian merasa kesulitan, jangan lupa berdoa"
Bacalah doa sederhana ini setiap kali merasa kesulitan:
Rabbi zidni 'ilma, warzuqni fahma. Artinya, ‘Ya Allah, tambahkanlah ilmuku dan berilah aku pemahaman.’"
Para santri serentak mengulang doa yang diajarkan oleh Ustadz Zalal.
"Dengan doa, semangat, keyakinan, dan ketekunan, insyaAllah kalian semua akan mahir berbahasa Arab," ujar Ustadz Zalal dengan penuh keyakinan.
Hari itu menjadi titik balik bagi Faris dan teman-temannya. Mereka mulai memandang pelajaran Bahasa Arab dengan cara berbeda. Tidak ada lagi keluhan atau wajah suram di kelas Ustadz Zalal.
Dan benar saja, dengan tekad yang kuat, satu per satu santri mulai mampu membaca, memahami, dan menerjemahkan kitab kuning dengan lancar.
Penulis bernama lengkap Zalaludin Assabti, seorang Mahasiswa S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan khususnya dalam bidang pendidikan bahasa arab. Selain itu beliau juga dikenal sebagai Founder Santri Pedia, sebuah platform yang menyediakan layanan pembelajaran virtual kursus bahasa arab.
Komentar
Posting Komentar