CERPEN DIKANGENIN AYAT
Hari-hari yang dilalui oleh Aisha di sebuah Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur'an begitu indah nan syahdu. Bagaimana tidak? Setiap hari ia melaksanakan rutinitasnya dengan semangat. Dimulai dari Bangun tidur, Qiyamul Lail, Shalat Berjama'ah, Halaqoh, dan kegiatan lainnya. Semuanya dinilai ibadah, hingga tak ada waktu untuk bermaksiat pada-Nya. Bukankah itu adalah nikmat yang tak tiada tandingannya?
Tibalah waktu untuk semua santri wajib menyetorkan hafalannya kepada Ustadzahnya masing-masing yang telah dibagi oleh Pengurus bagian pendidikan.
"Coba disini, siapa yang mau setor hafalan paling awal?." Ujar Ustadzah Shafeeya
"Kamu dulu aja nun, biasanya kan kamu sipalıng awal, hehe." Ujar Shafwa mencandai Ainun.
"Nggak ah, aku kali ini mau terakhir saja." Balas Ainun dengan tidak bereskpresi sedikitpun.
"Yaudah, kalau nggak ada yang mau duluan, aku aja Ustadzah. " Ujar Naheed sambil maju untuk menghadap Ustadzah.
Singkat cerita, setelah semua santri menyetorkan hafalan Al-Qur'an kepada Ustadzah Pembimbingnya, Ustadza h Shafeeya nampak kebingungan mencari-cari Aisha, karena hanya dia yang belum setor hafalan.
"Shafwa, kamu tadi liat Aisha enggak?" Tanya Ustadzah Shafeeyah.
"Enggak Ustadzah, tadi dia cuma bilang mau ke masjid dulu sebentar." Balas Shafwa.
Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya Ustadzah Shafeeya melihat Aisha sedang menangis dipojok teras masjid seraya memeluk Mushaf tercintanya "Aisha sayang, kamu kenapa? Dari tadi Ustadzah cari kesana kemari, eh ternyata Aisha disini. Kenapa sayang? Sini cerita sama Ustadzah.
"Hiks, hiks hiks (Aisha menangis deras)
Ustadzah, Aisha sedih, sudah tiga hari ini hafalan Aisha enggak nambah-nambah, pasti teman-teman Aisha sudah pada setor hafalannya sama Ustadzah, sudah jauh dan banyak hafalannya. Sedangkan Aisha belum sama sekali, hiks, hiks, hiks. Ujar Aisha sambil terus menangis.
"Aisha sayang, kamu tau enggak? Sebenarnya kamu ini sedang dikangenin ayat. Ujar Ustadzah Shafeeya sembari tersenyum.
"Dikangenin ayat, maksudnya gimana ustadzah? Tanya Aisha dengan sedikit keheranannya.
"Iya Aisha sayang, kamu lagi dikangenin sama ayat. Ayat yang kamu baca berulang kali itu menandakan ayat itu ingin terus dibaca sama kamu, bisa diartikan bahwa ayat itu sedang kangen sama kamu."
"Kok bisa sih kaya gitu ustadzah?."
Tanya Aisha dengan wajah polosnya.
"Tentu bisa Aisha, karena ketika ayat yang sedang kita hafal itu langsung hafal seketika, mungkin kita hanya membaca satu kali, tidak dibaca berulang kali seperti ketika kita susah dalam menghafal. Ya, seperti Aisha ini, ayat itu lagi kangen supaya Aisha baca ayat itu berulang kali." Jawab Ustadzah Shafeeya, sambil terseyum lalu memeluk Aisha.
"Terima Kasih banyak Ustadzah, Aisha jadi faham sekarang." Ujar Aisha sambil melepas pelukan Ustadzah Shafeeyah.
"Iya Aisha sama-sama, ya sudah sekarang kamu ke Asrama." Jawab Ustadzah Shafeeya sambil bersalaman dengan Aisha.
"Yaa Rabb, kini aku mengerti bahwa menghafal Al-Qur'an, kita belajar ekstra sabar dzahir bathin, selalu berprasangka baik, serta ditemani dengan hati yang bersih.
Yaa Rabb, Jaga hafalanku, baguskanlah akhlaqku, dan bersihkanlah hatiku."
Deraian air mata Aisha mengalir deras ketika membaca do'a ini, Aisha berdoa sambil memeluk mushaf tercintanya.
Rasanya tak ingin berpisah dengan Mushafnya itu, semakin cinta pada hafalannya juga pada setiap ayat yang ia baca."
Penulis Cerpen adalah seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab STAI PUI Majalengka yang juga merupakan Kontributor buku Mensyukuri Kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan Perjalanan Satu Malam, Risma Nailul Muna yang akrab dipanggil Kak Ilul.
Komentar
Posting Komentar