AGUNGNYA LAFADZ ALLAHUMMA

 Agungnya lafadz (اللهم)

Huruf mim pada lafadz (اللَّهُمَّ) selain sebagai pengganti dari huruf nida' (يا), kata para ulama, ia juga membawa makna pengagungan kepada Dzat Allah yang diseru, yakni lafadz tersebut tidak hanya berarti, "Yaa Allah".

Kata Imam Ibnu Zofar, mim di sana adalah ringkasan dari semua nama dan sifat-sifat Allah Swt.

Kata beliau:

"إن (الله) اسم للذات والميم للصفات التسعة والتسعين فجمع بينهما إيذانا بالسؤال بجميع أسمائه وصفاته"

Pantas Imam Hasan Al-Basri mengatakan:

"(اللهم) مجمع الدعاء"

"Allahumma" adalah ibu dari doa-doa.

Kata Syekh Nadhr bin Syumail, orang yg berdoa dengan (اللهم) maka seakan ia berdoa dan memanggil Allah dengan semua nama dan sifat-Nya, yakni kata "Allahumma" seperti mengatakan, "Yaa Allah yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat yg baik, (kabulkan...)".

من قال (اللهم) فقد دعا الله بجميع أسمائه وصفاته، وكأنه قال: يا الله الذي له الأسماء الحسنى...

Inilah alasan sebagian ulama memilih bahwa yg dimaksud dengan (الاسم الأعظم) adalah lafadz (اللهم).

Tambahan faidah, kata para ulama, lafadz (اللهم) biasa digunakan pada 3 tempat:

1). Sebagai panggilan (doa), seperti:

اللهم تَوَفَّنا مسلمين

2). Sebagai peneguhan terhadap jawaban. 

Contoh jika ada yg bertanya,

"أَزَيْدٌ قائم؟"

Maka kita bisa menegaskan jawaban kita dengan mengatakan,

"اللهم نَعَمْ"

3). Untuk mengesankan makna "jarang terjadi".

Contoh perkataan,

"لا أزورك اللهم إذا لم تدعني"

Yakni, si mutakallim menyampaikan bahwa dia jarang sekali datang atau bahkan tidak datang jika tidak diundang.

[الفتوحات الربانية في شرح الأذكار النووية، ١\١٣٢]


Penyusun : Risma Nailul Muna Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab dan Santri Pondok Pesantren Shobarul Yaqien Kawunggirang 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daurah Lughah Al-Arobiyyah: Kolaborasi Daar El-Lughoh Al-Arobiyyah Majalengka dan Santri Pedia Berlangsung Sukses

Mengatasi Hutang dengan Doa dan Keyakinan: Amalan dari Abuya Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki

AKIBAT FILM PORNO